Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan yang turun langsung ke Pasar Induk sayur dan buah Kramat Jati mengalami sendiri hal tersebut.
Gita menyebutkan, kenaikan harga paling tinggi dialami oleh harga bawang putih. Hal ini disebabkan karena pasokan produksi bawang putih dalam negeri sangat kurang dan masih harus mengandalkan impor.
"Harga sebetulnya relatif stabil, tapi ada satu dua komoditi. Bawang putih harganya naik, karena langka. Kita masih harus impor 70%, karena produksi dalam negeri masih kurang," ungkap Gita saat melakukan peninjauan di Pasar Induk Kramat Jati, Rabu (18/7/12).
Seorang pedagang bawang putih bernama Gofur membenarkan hal ini. Dia memberi keterangan bahwa harga bawang putih naik hingga mencapai 100%.
"Harga bawang putih ini naik sekali beberapa hari ini. Yang kecil asalnya Rp 8.000/kg menjadi Rp 16.000/kg. Yang besar sekarang Rp 17.000/kg, asalnya Rp 9.000/kg," terang Gofur kepada wartawan.
Dia menyebutkan, memang saat ini stok bawang putih masih harus ditopang dengan kebutuhan impor dari negara lain.
"Ini naik karena stoknya susah, banyaknya impor dari Thailand sama China," tambahnya.
Berdasarkan data yang diambil dari Pasar Induk Kramat Jati, bawang putih mengalami penurunan pasokan sampai dengan 52% yang memicu kenaikan harga.
Namun, untuk komoditi lain harga relatif stabil, bahkan bawang merah, harga/kg-nya mengalami penurunan karena sedang panen besar di Indonesia. Harga turun sekitar Rp 500/kg menjadi Rp 8.000/kg dari harga semula Rp 8.500/kg.
Post a Comment
Post a Comment