VERSI Berikutnya (Next Versi):
Melacak asal-usul nama Gresik adalah hal yang sangat menarik, karena
terdapat berbagai ragam pandangan. Berikut adalah beberapa pandangan
yang berhubungan dengan nama Gresik:
1. Babad Gresik menyebut nama Gresik dengan sebutan “Gerwarasi”:
“… kacariyos lampahipun saking sabrang sami nitih bahita mentas hing
gegisik. Dhekahan punika dipun nameni cara Arab: Gerwarasi, artosipun
gunung hana panggonanku leren.
.”…Diceritakan kepergian mereka dari seberang, dengan naik perahu,
mendarat di Gegisik, pantai di kaki gunung Sahimbang. Terus berdiam
(membuat dhukuh) di pantai situ. Pedhukuhan itu dinamai dengan bahasa
Arab : Gerwarasi, artinya tempatku istirahat.”
2. Prasasti Karang Bogem berangka tahun 1387 M ditemukan di Karang Bogem,
masuk kawasan Bungah sekarang. Prasasti ini memuat nama Gresik dalam
Bahasa Jawa kuno:
Bagian muka :
“ Iku wruhane para mantri ing tirah, aryya songga, pabayeman, aryya carita purut, patih lajer, wruhane yen ingong amage-
haken karange patih tambak karang bogem, penangane, kidul lebuh, panangane wetan sadawata anutug segera pisan,
penangane kulon babatan demung wana, anutug segera pisan, pasawahane sajung babatan akikil, iku ta malerahaja den siddhigawe
Hana ta kawulaningong saking Gresik warigaluh ahutang saketi rong laksa
genep sabisane hasikep rowang warigaluh luputata pangarah saking si-
dhayu kapangarahan po hiya sakti dalem galangan kawolu anghaturakna tahiya bacan bobot sewu sarahi atombak sesine
tambake akature ringong, hana ta dagang angogogondhok, amahat, luputa ta ring arik purih saprakara, knaha tahiya ring pamuja.”
Bagian belakang :
“Sategah, anuta sarrarataning wargga taman sebhumi. Tithi, ka 7, cirah 8 // andaka kakatang//.”
Terjemahan dalam bahasa Indonesia :
Bagian muka :
“Bahwa inilah surat yang harus diketahui oleh para mantri Tirah, yang
mulia Songga dari Pabayeman, yaitu yang mulia Carita dari Purut, Patih
Lajer. Mereka hendaknya mengetahui bahwa kita telah
menetapkan daerah seorang patih tambak Karang Bogem. Perbatasannya di
sebelah selatan dengan sebidang ladang, di sebelah timur berbatasan
dengan tanah yang mendatar dari laut.
Di sebelah barat berbatasan dengan tanah penebasan hutan belukar kayu
demung yang mendatar dari laut. Adapun luasnya sawah satu jung dan
penebasan satu kikil. Demikian perbatasan itu. Jangan diganggu penetapan
itu.
Kemudian adalah seorang warga kami berasal dari Gresik, kerjanya sebagai
nelayan, mempunyai utang sejumlah satu kati dua laksa (kira-kira
120.000 ?). Sedapat-dapatnya dia akan memungut bantuan sesama nelayan.
Kini mereka, akan bebas dari tuntutan dari pihak Si-
dhayu, tetapi mereka harus memenuhi tuntutan dari negeri (Majapahit). Di
galangan kedelapan (kawolu) mereka harus membayar terasi (hacan,
belacan) seberat seribu timbangan
Hasil tambak harus diberikan kepada kita (kerajaan). Kemudian pedagang
anggogogondhok yaitu para penyadap nira, mereka juga dibebaskan dari
pembayaran arik pundik bermacam-macam cukai. Mereka sekarang harus
dikenakan cukai pamuja (cukai kerajaan).”
Bagian belakang :
“Seperdua menurut adat kebiasaan umum bagi warga taman diseluruh negara.
Tertanggal 7, bulan tahun syaka 8 // tertanda katang //.”
3. Bangsa Cina yang pernah mendarat di Gresik pada awal abad ke-15 M
mulanya menyebut Gresik dengan nama “T’Se T’sun” artinya perkampungan
kotor, beberapa tahun kemudian berubah sebutan menjadi “T’sin T’sun,”
berarti Kota Baru.
“De Chinezen kwamen er reeds voor 1400 A.D. en noemeden het T’se-T’sun
over de afleiding van deze weining verheffenden naam-de letterlijke
beteekenis is kakhuisdorp. Rouffaer, KITLV, 7e volgreeks, V 1906, blz.
178.”
Artinya :
“Kedatangan orang-orang Cina sudah terjadi sebelum tahun 1400 M dan
menyebut nama T’se-T’sun. Tentang asal-usul nama yang menarik ini arti
harfiahnya ialah perkampungan kumuh, dapat dibaca keterangan Rouffaer
dalam KITLV, seri lanjutan ke-7, V 1906, halaman 178.”
4. Gresik juga pernah dikenal dengan nama Tandes. Nama Tandes dalam
kesusastraan Jawa memang dipakai untuk menyebut Gresik sebagai istilah
pengganti. (Tim Penyusun, 2003 : 23). Tandes untuk menyebut nama Gresik
juga dapat dibaca pada inskripsi yang terdapat dalam komplek makam para
bupati Gresik terdahulu. Nama ini terukir pada sebuah batu berbentuk
lingga, di depan makam Tumenggung Poesponegoro. Inskripsi itu ditulis
dalam bahasa Jawa Madya berbunyi :
“Puniko wewangun hing Kanjeng Tumenggung Poesponegoro hing negri Tandes, hisakala sami adirasa tunggal masaluhu tanggala titi.”
Artinya :
“Ini adalah bangunan persembahan Kanjeng Tumenggung Poesponegoro di
negeri Tandes (Candrasengkala memet yang berarti tahun Saka 1617), Tuhan
Allah Yang Maha Tinggi.”
5. Bangsa Portugis ketika pertama kali mendarat di Gresik tahun 1513 M menyebutnya dengan ucapan “AGACE.”
6. Bangsa Belanda menyebut Gresik dengan nama “GRISSEE.”
7. Dalam Serat Centini, sebuah karya sastra yang terbit pada pertengahan
pertama abad ke-19 M menyebut Gresik dengan nama “GIRI- ISA.”
8. Menurut Banun Mansur, Gresik dalam Bahasa Arab berasal dari kata
“QARRA-SYAIK,” berarti Tancapkan sesuatu. Kalimat ini terucap ketika
seorang nahkoda kapal memerintahkan pada anak buahnya untuk menancapkan
jangkar sebagai tanda kapal telah berlabuh.
9.
Menurut Solihin Salam asal nama Gresik adalah “GIRI-ISA,” atau “GIRI
–NATA,” berati Raja Bukit. Hal ini untuk menyebut penguasa Giri.
10. J.A.B. Wisselius dalam bukunya yang berjudul “Historisch Onderzoek naar
Gestelijke en Wereldelijke Suprematie van Grissee op Midden Oost Java
Gedurende 16e en 17e Eew,” mengatakan bahwa Gresik sebelumnya bernama
“Gerwarase”. Nama ini terkenal hingga tahun 1720 M.
11.
Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java berpendapat
bahwa sebutan Gresik berasal dari kata “GIRI-GISIK,”berarti tanah di
tepi laut (pesisir). Giri-Gisik kemudian berubah menjadi Giri-Sik,
akhirnya menjadi Gresik.
12. Di Gresik juga pernah dikenal sebuah nama tempat bernama Jaratan
(Jortan). Nama ini secara historis melekat pada peta buatan pelayar
Belanda pada awal abad XVII M. Nama ini dianggap sebagai salah satu dari
dua buah pelabuhan yang ada di Gresik, lokasinya berada di muara
Bengawan Solo Lawas, tepatnya di Desa Mengare. Para musafir Belanda
berkali-kali menyebut nama Jaratan (Jortan) untuk menyebut sebuah kota
pelabuhan Gresik. (H.J. de Graaf, 1985 : 172).
Dari beberapa sebutan, nama Gresik dimungkinkan berasal dari perbedaan
cara pengucapan lidah manusia. Sebagaimana diketahui bahwa orang-orang
asing menyebut nama Gresik disesuaikan dengan olah kata mereka, seperti
Grissee, Gesih, Geresih, Gerwarase, Qarra-syaik. Agacime, dan berbagai
sebutan lainnya.
Demikian beberapa pandangan tentang asal nama Gresik yang masih
mengundang banyak perdebatan. Tentu saja juga masih merupakan lahan
subur sebagai objek penelitian.
Pripun sahabat Blogger pun kesel mocone pun sakniki monggo dikomen mbek menawi wonten info seng top markotop :) -salam BLOggeR-
Post a Comment
Post a Comment