|
Dusun Ngebret, Desa Morowudi, Kecamatan Cerme |
BGC - Musibah banjir di sejumlah kecamatan di Kabupaten Gresik menimbulkan kerugian bagi para pengusaha makanan ringan khususnya di
Dusun Ngebret, Desa Morowudi, Kecamatan Cerme. Mereka berhenti berproduksi karena bahan baku yang disimpan rusak akibat banjir. Pengusaha mengaku setidaknya mengalami kerugian sekitar Rp 1,5 juta per harinya, karena bahan baku yang sudah dibeli tidak dapat digunakan.
"Selain itu juga dari pembayaran karyawan dan biaya ongkos angkut yang sudah dikontrak," kata Fais Abdillah, salah satu pemilik usaha makanan ringan desa setempat, Selasa (10-2-15').
Fais berharap, pemerintah segera mengambil langkah kongkret agar banjir di Gresik tidak selalu datang setiap tahun.
"Jika akan membangun tanggul, segera direalisasikan, agar pengusaha tetap dapat berproduksi meski saat musim hujan," ungkapnya.
Bukan hanya Fais saja yang usahanya berhenti berproduksi, puluhan pengusaha di dusun tersebut juga berhenti beroperasi, karena Dusun Ngebret terkenal sebagai sentra industri makanan ringan di Gresik. Puluhan kuintal produk makanan ringan seperti krupuk, keripik pisang, keripik ketela, kedelai goreng, dan makanan ringan olahan yang lain biasanya dikirim ke pasar-pasar besar di Surabaya.
Sementara itu, banjir di Gresik dipastikan sebagai banjir kiriman dari Jombang, dan Lamongan. Kapasitas sungai Kali Lamong hanya 600 meter kubik per detik, namun saat daerah hulu sungai curah hujan tinggi secara bersamaan, kapasitas sungai tidak mampu menampung air kiriman yang mencapai lebih dari 600 meter kubik per detik.
Akhir pekan lalu, banjir merendam sedikitnya 1.245 rumah di 29 desa Kecamatan Benjeng, Cerme dan Menganti. Banjir merendam sejumlah desa dengan ketinggian air 30 cm hingga 60 cm. Banjir juga merendam rumah milik 1.520 kepala keluarga dan sawah seluas 378 hektare.
Sumber: Kompas (Achmad Faizal)
Editor: Tim Redaksi
Post a Comment
Post a Comment