BGC - Hot News Kamis, 02 Juli 2015 adalah tentang
Gresik Belum Mengatasi Kemacetan di Perempatan Duduksampean Menjelang Lebaran, simak berita selengkapnya berikut ini:
Meski sudah mendekati Lebaran, perempatan Duduksampean masih saja menjadi salah satu titik kemacetan di Jl Raya Duduksampean, Gresik.
|
Gresik Belum Mengatasi Kemacetan Duduksampean Menjelang Lebaran |
Ini dampak pembebasan lahan yang belum tuntas dan pembangunan jembatan di Kecamatan Manyar yang belum selesai. Pantauan Kami, terlihat arus kendaraan besar sangat padat. Baik dari arah Lamongan dan arah Gresik terlihat ramai. Mulai truk tronton, bus antarkota dalam provinsi, trailer dan kendaraan pribadi.
Kemacetan tersebut disebabkan seringnya masyarakat yang menyeberang di perempatan tersebut. Belum lagi adanya palang pintu rel kereta api yang dekat perempatan sehingga menyebabkan kendaraan dan motor harus berjubel dan memanjang sampai bahu jalan.
Dampaknya, kendaraan yang melaju dari timur ke barat dan sebaliknya menjadi merambat sampai berujung kemacetan. Dua petugas pembantu penyeberangan jalan harus berteriak –teriak untuk mengatur kendaraan yang ingin menyeberang.
“Setiap hari pasti macet karena ada warga yang melintas di perempatan. Belum lagi setiap 30 menit ada kereta api melintas, sehingga akses jalan ditutup total. Dampaknya, antrean kendaraan yang ingin melintas di rel kereta harus antre memanjang sampai perempatan Duduksampean,” kata Ngarso, tukang ojek yang mangkal di Perempatan Duduksampean, 2 Juli 2015.
Penyebab kemacetan juga disebabkan bus penumpang dan angkutan umum yang menaikan serta menurunkan penumpang di dekat perempatan Duduksampean. Untuk mengurai kemacetan, terpaksa digunakan cara buka tutup.
“Kami pakai sistem buka tutup untuk memberikan kesempatan pada pengguna jalan dari selatan ke utara. Jika pagi hari yang paling ramai pengguna kendaraan dari barat, pada sore hari yang paling ramai dari timur saat para pekerja banyak yang pulang,” kata Kapolsek Duduksampean, AKP Bambang Eko.
Sementara, Kepala Desa Duduksampean, Said, mengatakan, sampai sekarang pembebasan lahan dan bangunan di dekat perempatan Duduksampean masih ada beberapa kendala. Salah satunya yaitu satu bidang lahan dimiliki oleh dua orang atau lebih belum dibagi hak warisnya. Belum lagi harga yang berubah-ubah akibat adanya ulah makelar.
“Kendala pembebasan lahan di perempatan Duduksampean masih sama, yaitu soal harga dan kepemilikan lahan yang ganda oleh ahli waris,” kata Said.
Sedangkan Yusuf Anshori, Kabag Pemerintahan Pemkab Gresik tidak bisa dihubungi melalui telepon selulernya.
Sumber: Surabaya.tribunnews (Sugiyono)
Editor: Tim Redaksi