|
Bupati Gresik Nobar Film G 30 S-PKI Bersama Pelajar |
BGC - Hot News Rabu, 07 September 2015 adalah tentang
Bupati Gresik Nobar Film G 30 S-PKI Bersama Pelajar, simak berita selengkapnya berikut ini:
Setelah resmi tiga hari menjabat sebagai Pjs Bupati Gresik. Akmal Budianto meluangkan waktunya nonton bersama (Nobar), film G 30 S-PKI dengan para pelajar di GOR Tridharma Petrokimia Gresik. Selain dihadiri pelajar, pemutaran film yang sempat tidak beredar selama 10 tahun ini juga dihadiri Dandim 0817 Gresik Letkol Arm Hendro Setyohadi dan beberapa Muspida Gresik.
Pemutaran film berdurasi 2 jam lebih itu, dalam rangka mengantisipasi bahaya laten komunis PKI untuk menyelamatkan Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sebelum pemutaran film 30 S-PKI, terlebih dulu diawali dengan pengarahan dari Letkol Arm Hendro Setyohadi. Bahkan, beberapa pelajar yang belum pernah melihat tersebut dilimuti rasa tegang.
"Saya sengaja mengajak nobar film kekejaman PKI sekaligus memberikan pemahaman dan mencermati bagaimana strategi yang dilakukan para partisipan PKI. Dalam menyusup di tengah-tengah pelajar mapun pemuda," ujarnya, Rabu (30 September 2015).
Ia menambahkan, metode penyusupan yang dilakukan PKI sekarang berbeda dengan jaman dulu. Jaman sekarang mereka menyusup melalui pergaulan melalui tanda gambar palu arit berwarna merah.
"Kasus yang terbaru ada kasus pengibaran bendera PKI di masyarakat, juga ada kasus penyebaran atribut PKI, seperti kaos, striker, buku dan lain-lain. Bahkan, saat carnaval juga muncul gambar palu arit. Jika ada atribut bergambar palu arit, segera laporkan ke aparat terdekat," tutur Hendro Setyohadi.
Sementara itu Pjs Bupati Gresik Akmal Boedianto sangat mendukung kegiatan nobar film G 30 S-PKI.
"Ini sangat penting bagi pelajar sebagai pengingat peristiwa keji yang dikenal dengan Gerakan 30 september PKI. Demikian juga bagi para guru juga harus menonton film tersebut. Memang partai Komunis Indonesia (PKI) sudah bubar, namun pengikut dan fahamnya masih ada di sekitar kita, ini sangat berbahaya karena gerakan ini merupakan bahaya laten," pungkasnya.
Sumber: Berita Jatim (Deni Ali Setiono)
Editor: Tim Redaksi