Ad Unit (Iklan) BIG

Featured Post

8 Tempat Wisata Gresik Terbaru

Ada satu hal yang harus diketahui dari Gresik yakni objek wisata disana sudah makin berbenah. Meski sebelumnya, Kabupaten Gresik identik dengan kota industri, namun sekarang banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi dan tidak kalah bagusnya dengan kota lain. Ada banyak spot foto kekinian dan cantik…

Kecetit, Syaraf Terjepit Tidak Harus Dioperasi

BGC Kesehatan
Kecetit Tak Usah Operasi
BGC - Kita terkadang merasakan adanya rasa nyeri di bagian tulang belakang, terutama saat mengangkat beban berat, atau bisa juga saat seusai duduk lama. beberapa kali kita menganggap itu karena kecapekan. Padahal sejatinya masalah yang terjadi pada tulang terlebih bagian belakang sebenarnya bukanlah masalah sepele. Nyeri tulang belakang adalah nyeri pada bagian belakang setinggi pinggang. Nyeri itu dapat menjalar maupun terlokalisir.  Penyebab nyeri itu dapat diakibatkan adanya gangguan pada struktur tulangnya, bantalan tulang atau otot-otot yang terlibat dalam menunjang tulang belakang itu sendiri atau akibat gangguan kejiwaan berupa psikosomatik.

Angka kejadian nyeri pinggang ini makin meningkat seiring dengan kemajuan industri di suatu negara atau perubahan pola aktifitas masyarakatnya. Penderita kelainan ini paling banyak pada usia produktif antara 20-45 tahun.  Hal ini sangat mengganggu produktifitas penderita maupun perusahaan yang mempekerjakannya. Penyebab hal itu akibat prolapsnya bantalan tulang belakang. Pada laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan wanita, hal ini mungkin diakibatkan laki-laki lebih banyak beban kerja yang beresiko.

Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Peni Kusumastuti, SpRM, menjelaskan, permasalahan tulang belakang adalah suatu hal yang rumit. "Tulang belakang terdiri dari struktur yang kompleks, yaitu terdiri dari tulang belakang itu sendiri, jaringan bantalan, otot jaringan ikat, persendian, dan syaraf," kata Peni. Peni menambahkan, kalau salah satu struktur rusak maka struktur lain akan ikut terganggu. Jika ada bantalan yang rusak atau sakit, akan memengaruhi sistem persendian. Tulang belakang atas dan tulang belakang bagian bawah akan menekan bantalan tersebut dan menyebabkannya tidak stabil.


Jika keadaan tersebut terus dibiarkan, lama-kelamaan akan terjadi pengapuran pada tulang belakang.

"Belum lagi kalau ada syaraf yang terjepit, permasalahannya akan semakin akut. Rasa sakitnya bukan dapat terjadi pada bagian tulang belakang, bisa juga dirasakan pada ujung kaki," tambah dia.


Jika hal terus dibiarkan, lanjut dia, produktivitas seseorang dapat terganggu. "Rasa nyeri pada tulang belakang dapat menganggu seseorang dalam bekerja dan berdampak pada perusahaan juga," kata Peni.  Masalah nyeri tulang belakang adalah hal rumit, untuk mengatasi permasalahan itu memerlukan penatalaksanaan yang tepat.

"Kita tidak bisa langsung memutuskan cara penanganan dalam waktu yang singkat, dan memerlukan tim terpadu yang terdiri dari multidisiplin ilmu untuk menentukan penyebab dan penanganan yang tepat," terang Peni.


Tak selalu operasi 
 
Sementara itu, Spesialis Bedah Saraf dari SW Rehabilitation Center , Jakarta, Dr.0Agus Yunianto, Sp.BS menjelaskan untuk mengatasi nyeri dilakukan pain management, yaitu tindakan untuk mencari sedetail mungkin sumber nyeri dan dilakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi nyeri tersebut. Selama ini, ada anggapan atau ketakutan di masyarakat bahwa nyeri karena saraf terjepit pasti harus dioperasi yang bisa melumpuhkan.

“Itu salah. Dengan pain management, nyeri dikelola supaya hilang atau bisa dikurangi, tidak harus dengan operasi,” jelas Agus lagi.

Bahkan, 80% pasien dengan nyeri di tulang belakang (leher, punggung sampai pinggang) bisa sembuh tanpa operasi.  Ini karena sebagian besar nyeri dikarenakan penyakit degeneratif biasa. Mungkin hanya dengan mengubah sikap atau kebiasaan, seperti kebiasaan duduk atau posisi tidur yang salah. Bisa juga karena overweight, sehingga secara gravitasi tulang belakang menahan beban tubuh yang lebih berat. Kebiasaan lain seperti merokok juga bisa membuat tulang keropos, begitu juga olahraga yang salah.

Editor: Tim Redaksi

Related Posts

Post a Comment


Subscribe Our Newsletter